ARTICLE AD BOX
Film tersebut diadaptasi dari buku yang berisi kuot-kuot karya Pidi Baiq dengan judul yang sama.
Diproduseri oleh Raam Punjabi dan disutradrai Kuntz Agus, HITBK mengangkat kisah Sadali yang siap menuntut ilmu di Jogjakarta, tetapi takdir membawa dirinya terikat perjodohan dengan Arnaza, putri sahabat ayahnya.
Segalanya berubah saat dia bertemu Mera, pemilik galeri seni yang tengah berjuang melewati kepedihan perceraian.
Sutradara Kuntz Agus mengaku sangat tertarik dengan projek ini karena 'Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu' ceritanya sangat dalam.
"Cerita ini memiliki kedalaman, terutama karena berlatar di Jogja pada 1998. Momen tersebut menjadi setting yang sangat kuat untuk kisah pencarian jati diri dan cinta antara Sadali, Mera dan Arnaza. Ada kisah cinta yang tak biasa disana, kisah cinta yang menantang dan melawan jaman," ujar Kuntz Agus dalam keterangannya.
"Ada juga elemen dunia seni rupa yang diusung, lalu sosial, politik yang berkelindan dengan kehidupan personal karakter-karakter utama, yang menurut saya sangat menarik untuk dieksplorasi di layar lebar," sambungnya.
Dia merasa bahwa film tersebut menceritakan tentang bagaimana masa lalu membentuk kita dan bagaimana kita meresponnya dalam perjalanan hidup.
"Selain itu, saya tumbuh di jogja pada masa yang tak berbeda jauh dengan setting cerita film ini," lanjutnya.
Adapun naskah HITBK merupakan hasil kolaborasi antara Titien Wattimena dan Pidi Baiq.
Titien Wattimena mengungkapkan dirinya sangat tertantang karena HITBK diadaptasi dari dari buku kumpulan kuot, bukan novel.
"Tantangannya mencari benang merah dari keseluruhan quotes untuk membuat sebuah cerita yang fokus, tajam sekaligus utuh. Keuntungannya adalah basic storynya sudah ada dari Pidi Baiq yang lalu dikembangkan bersama antara tim development skenario dan Pidi Baiq," tutur Titien.
Sementara itu, Ajil Ditto yang berperan sebagai Sadali, menyambut antusias dengan projek HITBK.
Terlebih, latar film tersebu menyangkut tentang kampung halamannya.
"Dari awal baca sinopsisnya, saya sudah bener bener excited banget karena film ini menyangkut tentang kampung halamanku dan karakter Sadali sendiri merupakan seorang pelukis, jadi enggak ada pikir panjang, langsung gas," ucap Ajil.
Kemudian, Adinia Wirasti menceritakan tentang perannya sebagai Mera dalam HITBK.
Mera adalah karakter perempuan apa adanya, tetapi di waktu yang sama dia punya passion yang besar dalam dunia seni.
Mera yang seketika menjadi personifikasi mimpi Sadali, seorang laki-laki yang berusia 15 tahun lebih muda dari Mera, dalam perjalanan hidupnya kali ini dia menemukan sesuatu dalam dirinya yang harus dihadapi.
Adinia Wirasti pun mengungkapkan bahwa karakternya tersebut sangat menantang.
"Menghidupkan Mera itu cukup kompleks, ada stigma yang ditempelkan pada perempuan yang memutuskan untuk berhubungan dengan laki-laki yang lebih muda, dalam cerita ini, justru Mera dibuat berdaya walau dengan segala keterbatasan emosionalnya, terutama pada zaman itu, tahun 98-99," ucapnya.
Senada dengan Adinia, Hanggini juga mengaku mendapat peran yang berbeda di HITBK.
"Aku tertarik karena pertama ini buku hasil karya ayah Pidi, dan karakter Arnaza ini spesial banget karena sejauh ini aku juga belum pernah memerankan karakter perempuan Minang," kata Hanggini.
Film HITBK dibintangi oleh Adinia Wirasti, Ajil Ditto, Hanggini, Shania Gracia JKT48, Faiz Vishal, dan Ciara Nadine Brosnan.
Film HITBK akan diputar di seluruh bioskop Indonesia mulai 21 November 2024. (mcr7/jpnn)