ARTICLE AD BOX
“Saya masih sangat terkesan dengan kain sutra cantik yang kamu berikan. Cantik sekali.” pujian ini sepenggal dari surat elektronik yang dikirim Dorothy Riddle, empat hari setelah saya bertamu ke rumahnya di Boulder, Colorado, USA.
Kain sutra itu berwarna biru. Berpadu garis vertikal warna perak dan abu-abu. Sedikit aksen warna kuning dan merah jadi pemanis.
Mantan peneliti itu tidak hanya terkesan pada keindahan kain tradisional itu. “Saya berencana memakainya saat diundang ke acara resmi.” lanjut Dorothy dalam suratnya.
Cenderamata itu jadi milik Dorothy usai menjamu kami makan malam di rumahnya, Kamis (7/11/2024). Dia terkesiap saat saya membuka kain tenun itu dari plastik lalu membentangkannya. “Apa ini? cantik sekali,” ujarnya, seraya mengenakan di badannya seperti selimut.
Tenun sutra itu lalu dililitkan di pinggangnya. Dia terkesima mendengar penjelasan tentang bahan kain dari serat kepompong ulat sutra. Serat dipintal jadi benang dan ditenun dengan alat tradisional. Sudut bibirnya melekuk ke atas dan mengucap apresiasinya.
Tanda mata itu saya persiapkan dari Makassar, tak hanya sekadar kenang-kenangan pengingat kunjungan. Tenun sutra Bugis itu sekaligus jadi diplomasi budaya Indonesia di Amerika Serikat.
Dorothy Riddle salah satu host atau tuan rumah Home Hospitality dalam program International Visitor Leadership Program atau IVLP. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (U.S. Department of State). Para peserta IVLP dan tuan rumah saling berbagi cerita dan memperkenalkan budaya masing-masing.