ARTICLE AD BOX
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — UD Pramono, usaha susu sapi rumahan di Lereng Merapi, Boyolali, Jawa Tengah terpaksa tutup. Gara-garanya karena persoalan pajak.
Bukan main, Pramono, pemilik usaha tersebut, mulanya ditagih pajak senilai Rp2 miliar pada 2018. Ia tak geleng-geleng, tagihannya lalu diturunkan jadi Rp 670 juta, tetap ia ogah.
Setelah melakukan negosiasi. Pajanya diturunkan lagi jadi Rp 200 juta.
Namun persoalannya ternyata belum selesai. Pada 2021, ia kembali dipanggil kantor pajak untuk membayar Rp110 juta.
Bagai jatuh tertimpa tangga. Setelah ditagih pajak hingga ratusan juta, rekeningnya diblokir.
Hal tersebut memantik protes dari peternak sapi di Boyolali. Sejumlah 300 peternak disebut terdampak karena penutupan usaha Pramono.
Pasalnya, dana para peternak ada pada rekening yang diblokir. Mereka pun mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KKP) Pratama Boyolali pada Senin 28 Oktober 2024.
“Pak Pramono akan tutup. Jadi, kita datang ke sini untuk klarifikasi,” kata Gito, warga Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Boyolali saat menyambangi KKP Boyolali sebelum penutupan UD Pramono.
Selain dana yang ada pada rekening tersebut. Para peternak terancam kehilangan pasokan pakan ternak yang selama ini disediakan UD Pramono.
UD Pramono diketahui tidak hanya membeli susu dari para peternak dengan harga tinggi, tetapi juga menyediakan pakan ternak dengan harga lebih rendah dibandingkan toko lain serta memberikan kredit tanpa bunga.
Saat ini, Pramono telah menutup usahanya.
“Aku we ra mampu (Aku sudah tidak sanggup),” ujar Pramono pasrah.