Heny Janawati Pentaskan Opera Carmen Bersama Surabaya Opera Academy

1 hour ago 2
ARTICLE AD BOX
Opera Carmen karya komponis Prancis Georges Bizet dipentaskan di Auditorium Q Petra Christian University, Surabaya, pada 3 November 2024. Ada tiga orang di balik penampilan tersebut. Selain Heny Janawati sebagai Artistic Director, juga ada Patrisna May Widuri selaku Conductor dan Onny Prihantono selaku Choir Master. 

Opera Carmen di Surabaya ini diselenggarakan Amadeus Enterprise bekerja sama dengan Divisi pengembangan Musik Gerejawi Petra Christian University dan berkolaborasi dengan PCU Choir, Chandelier Choir, Amadeus Orchestra dan Amadeus Dancework. 

“Saya sangat bangga atas tercapainya pementasan opera Carmen karena kerja sama semua pihak yang terlibat di mana kami sama-sama ingin memberikan apresiasi tinggi pada seni opera,” ujar Heny ditemui NusaBali di Denpasar pekan lalu. 

Carmen berkisah tentang perjalanan cinta seorang wanita gipsy yang dramatis dan tragis. Heny mengungkapkan, meski opera yang ditampilkan kali ini versi penuh (full), namun tetap ada pengurangan untuk mengadaptasi penonton Tanah Air. Sama dengan pementasan opera lainnya, pementasan Carmen biasanya berdurasi 4 jam. Namun pada pementasan kali ini dipangkas menjadi 2 jam tanpa mengurangi bagian-bagian penting. 

“Ada beberapa scene yang tidak kita tampilkan karena tidak memungkinkan untuk saat ini,” terangnya. 

Melibatkan total sekitar 70 seniman, termasuk penyanyi choir, persiapan yang dilakukan terbilang cukup lama, yakni sekitar setahun. Dimulai dengan pertemuan-pertemuan secara daring untuk menguatkan karakter masing-masing peran yang dibawakan para pemain. Sementara itu latihan dengan melibatkan seluruh pemain dilakukan mulai bulan Mei di Surabaya. Waktunya terbilang singkat empat hari, sebelum akhirnya melakukan persiapan akhir di awal November. 

“Tidak mudah untuk melakukan semua dalam jangka waktu yang singkat, namun semua bisa terlaksana atas kerja sama yang sangat baik dari semua pihak yang terlibat,” kata Heny. 

Heny bisa dikatakan salah satu perintis Surabaya Opera Academy. Pada 2018, Heny diundang untuk menyanyi dalam sebuah konser vokal klasik di Surabaya oleh Jo Wira. Dari sana Heny kemudian bertemu dengan Patrisna May Widuri dari Amadeus Enterprise.

“Dari pertemuan ini saya mengajukan pada Patrisna untuk membentuk wadah para penyanyi vokal klasik di Indonesia untuk belajar seni opera. Saat itu saya usulkan dengan nama Surabaya Opera Camp,” kata Heny.

“Melihat antusias, talenta dan profesionalisme para member yang datang dari penjuru Tanah Air, maka saya mengusulkan lagi untuk mengubah nama Camp menjadi Surabaya Opera Academy di bawah manager Jo Wira,” lanjutnya. 

Pada tahun 2023, SOA telah tampil dalam berbagai kesempatan seperti New Year Concert di Petra Christian University Surabaya, Festival Musik Indonesia di Gedung Rajawali Semarang, dan dipercaya sebagai penampil utama dalam pembukaan Festival Seni Bali Jani 2023 dengan menyajikan sajian opera. 

Heny mulai belajar vokal klasik atau opera pada tahun 2004 di Vancouver, Kanada. Putri musisi Bali asal Singaraja, Buleleng Alm IGB Ngurah Ardjana menerima gelar sarjana dan magister di bidang pertunjukan opera dari University of British Columbia. Hal ini termasuk langka untuk di Indonesia, sebab tidak banyak penyanyi klasik yang benar-benar lulusan program studi opera. 

Ia pun berharap pementasan Carmen bersama SOA kali ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi para penyanyi vokal klasik di Tanah Air agar terus belajar dan berproses untuk dapat mencapai cita-cita mereka, khususnya untuk berkarya di bidang seni opera. “Semoga pementasan opera Carmen ini benar-benar berkontribusi pada pengembangan seni opera di Tanah Air,” ucapnya.

Read Entire Article