ARTICLE AD BOX
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Koordinator Jaringan Advokasi Tambang Nasional (Jatam) Melky Nahar mempersoalkan pencatutan Jatam dalam disertasi Bahlil Lahadalia.
“Menyatakan penolakan atas pencantuman nama JATAM sebagai informan utama dalam disertasi milik Bahlil Lahadalia,” kata Melky melalui keterangan resmi, dikutip Jumat (8/11/2024).
Disertasi tersebut berjudul “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia”. Melky menyebut pihaknya tidak pernah memberi persetujuan dijadikan narasumber.
“Kami tidak pernah memberikan persetujuan, baik secara tertulis maupun lisan, untuk menjadi informan utama bagi disertasi tersebut,” ucapnya.
Melky mengatakan Jatam hanya memberikan persetujuan untuk diwawancarai oleh Ismi Azkya. Ismi juga tidak memberi tahu wawancara itu untuk disertasi Bahlil.
“Ia hanya menjelaskan sedang melakukan penelitian terkait dengan profesinya sebagai peneliti di Lembaga Demografi UI. Adapun penelitian yang dimaksud berkaitan dengan dampak hilirisasi nikel bagi masyarakat di wilayah tambang,” ujarnya.
Selain itu, Melky mengatakan Ismi Azkya tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai tujuan penelitiannya setelah kami mengetahui nama Jatam dicatut sebagai informan utama dalam disertasi Bahlil.
“Kami menuntut nama Jatam beserta seluruh informasi yang telah diberikan untuk dihapus dari disertasi tersebut,” terangnya.
Melky menjelaskan, semua itu bermula pada Rabu, 28 Agustus 2024. Seorang peneliti bernama Ismi Azkya mendatangi kantor Sekretariat Jatam, mengaku berasal dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia.