ARTICLE AD BOX
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Cuaca ekstrem berpotensi terjadi di sejumlah wilayah pada 14-16 November. Terkhusus di wilayah Jawa Tengah (Jateng).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem tersebut
“Berdasarkan informasi dinamika atmosfer yang dirilis BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Ahmad Yani Semarang, potensi cuaca ekstrem itu disebabkan aktifnya gelombang ekuatorial Rossby mendukung aktivitas konvektif di wilayah Jateng,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo seperti dilansir dari Antara di Cilacap, Kamis (14/11).
Selain itu, kata dia, potensi cuaca ekstrem juga karena adanya pola siklonik di Samudra Hindia dan Kalimantan. Hal itu meningkatkan proses pembentukan awan-awan konvektif di Jateng.
Menurut dia, kelembapan udara pada berbagai ketinggian yang cenderung basah berpotensi meningkatkan pembentukan awan konvektif (Cumulonimbus) yang menjulang hingga ke lapisan atas. Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jateng juga turut berpotensi memicu terjadinya cuaca ekstrem.
”Kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Jateng selama periode 14-16 November,” terang Teguh Wardoyo.
Lebih lanjut dia mengatakan, wilayah Jateng yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada Kamis (14/11) meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Grobogan, Blora, Kudus, Temanggung, Kendal, Pekalongan bagian selatan, Tegal, Brebes, Kota Magelang, dan sekitarnya.