ARTICLE AD BOX
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Indonesia semakin bergantung pada impor susu dari luar negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia selama Januari hingga Oktober 2024 mencapai 257,3 ribu ton. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 7,07 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.
“Secara bulanan, impor susu pada Oktober 2024 dibandingkan September 2024 mengalami kenaikan. Begitu juga secara tahunan, terlihat adanya peningkatan,” ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Amalia menjelaskan bahwa mayoritas susu impor tidak dalam bentuk susu segar, melainkan berupa milk cream dan susu bubuk. “Impor susu ke Indonesia didominasi oleh milk cream dan susu bubuk. Susu segar hanya memiliki proporsi yang sangat kecil,” jelasnya.
Negara Asal Susu Impor
Selandia Baru menjadi pemasok utama susu impor ke Indonesia dengan volume mencapai 126,84 ribu ton senilai *US$ 385 juta. Diikuti oleh Amerika Serikat dan Australia, masing-masing menyuplai *45,181 ribu ton (US$ 129 juta) dan 38,191 ribu ton (US$ 107 juta).
Berikut rincian volume dan nilai impor susu dari berbagai negara pada Januari-Oktober 2024:
Selandia Baru: 126,84 ribu ton (US$ 385 juta)
Amerika Serikat: 45,181 ribu ton (US$ 129 juta)
Australia: 38,191 ribu ton (US$ 107 juta)
Belgia: 15,237 ribu ton (US$ 43 juta)
Malaysia: 14,574 ribu ton (US$ 17 juta)
Negara lainnya: 17,272 ribu ton (US$ 47 juta)
Total: 257,3 ribu ton (US$ 732 juta)
Kondisi ini menunjukkan ketergantungan Indonesia terhadap susu impor yang sebagian besar dipenuhi oleh negara-negara produsen utama seperti Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Australia. Sementara itu, Malaysia turut menjadi pemasok meski dengan volume yang lebih kecil.